Minggu, 18 November 2012

Perjalanan Hidup bersama Allah 6 Yusuf Mansur

Malam sahabat semuanya yang dirahmati allah swt ,
mungkin ini adalah postingan terakhir tentang Kisah 

Kisah Perjalanan Hidup Bersama Allah Yusuf mansur, 

Kali ini kumpulan ustad akan berbagi informasi tentang Kisah Perjalanan Hidup Bersama Allah 6 Yusuf Mansur yaitu kisah terakhir dari yusuf mansur, semoga bermanfaat. aminn...



Pernah saya tunjukkan kepada istri saya, sebuah riwayat indah pasangan abadi sepanjang masa :
Sayyidatinaa Fathimah dan Sayyidina Ali. Seseorang yang pernah saya rindukan wajahnya untuk saya lihat.
Dulu saya pernah mengaji tentang imam Ali. Beliau kata guru saya diriwayatkan tidak pernah melihat kemaluannya, dan karena itu beliau digelari Karromawloohu Wajhah, wajah yang dimuliakan Allah. Tentu lepas dari itu, sebab memang beliau sangat menjaga mata, menjaga pandangannya.

Nah suatu hari saya tunjukkan satu riwayat tentang istrinya, yakni Sayyidatinaa Faathima Rodhiyallahu’ anhaa, Suatu hari, Fatimah berkata kepada suaminya. Perkataan Fatimah ini membuat saya hampir menangis, “Jika aku mati begitu kata Fatimah, “Mandikanlah aku dengan tanganmu wahai suamiku. Berikan bidara dan kafani aku, serta kuburkanlah aku diwaktu malam. Jangan sampai ada yang memandikan aku kecuali engkau wahai suamiku, dan jangan ada yang menyaksikan perkuburanku. Aku tidak menambah wasiatku dan aku titipkan engkau wahai suamiku kepada Allah sampai aku bertemu dengan mu kelak.. Jama’awloohu baini wa bainaka fii daarihii wa qurbi jiwaarih, Semoga Allah mengumpulkan aku dan engkau suamiku di Rumah-Nya dan di sisi-Nya. Dan istri saya pun berkaca-kaca matanya ketika saya katakan lembut kepadanya bahwa saya pun akan memegang wasiat ini kalau beliau menutup matanya kelak. Kecuali barangkali soal penguburan yang tidak mungkin zaman sekarang tidak ada yang tidak mengetahuinya.

Pergantian tahun 1430 H ke 1431 H sudah berlangsung. Dan pergantian tahun 2009 ke 2010 pun sudah akan kembali menjelang. Diantara muhasabah semua manusia di muka bumi, selain ia sebagai anak bagi orang tuanya, orang tua bagi anaknya, saudara bagi saudaranya, kawan bagi kawannya, adalah juga ia sebagai suami atau istri pasangannya. Selamat merenungkan apa ada kesalahan kita sebagai manusia kepada orang yang begitu sangat dekat dengan kehidupan kita. Salam buat semua belahan Jiwa.

Yusuf Mansur
Sumber : Yusufmansur.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas komentar anda..