Minggu, 14 Oktober 2012

Keutamaan Al Qur’an Dari Yusuf Mansur

Ok sahabatku semua yang dirahmati Allah SWT, kali ini kumpulan ustad akan berbagi info tentang Keutamaan Al Qur’an Dari Yusuf Mansur 

Silahkan simak artikel dibawah ini dan jadikan Al qur'an sebagai bacaan keseharian kita,amin..

Jika antum memahami keutamaan belajar Al Qur’an dan keunggulan menjadi Ahlul Qur’an, maka antum akan menemukan hal-hal yang menakjubkan. Di antara hadits-hadits Rasulullah tentang hal ini adalah…

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an”

“Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya”

“Pada hari Kiamat dihadirkanlah Al Qur'an dan Ahlinya, yakni orang-orang yang dulu mengamalkannya di dunia. Surat Al Baqarah dan Ali Imron maju mendampinginya dan membelanya”

“Barangsiapa yang belajar Al Qur'an dan mengamalkannya, akan diberikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari. Keduanya akan berkata, “mengapa kami diberi ini?” Maka dijawab, “Karena anakmu telah mempelajari Al Qur'an.”

“Barang siapa disibukkan Al Qur`an dalam rangka berdzikir dan memohon kepadaKu, niscaya akan Aku berikan sesuatu yang lebih utama dari apa yang telah Kuberikan pada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan Kalam Allah dari seluruh kalam selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhlukNya.”

“Yang berhak menjadi imam suatu kaum adalah yang paling baik bacaan Al Qur`annya.”

“Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari golongan manusia.” Para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, “Ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihanNya” (Bersambung)

Belasan abad yang lalu, Allah SWT. menurunkan Al-qur’an kepada Rasulullah saw. melalui malaikat Jibril. Suatu hari di Gua Hira, ketika Rasulullah sedang menyendiri di sana, Jibril datang kepadanya. “Bacalah”, demikian perkataan Jibril. Namun Rasulullah adalah seorang yang “Ummi” (tidak bisa baca tulis). Peristiwa ini mengawali babak baru peradaban dunia. Perintah membaca adalah perintah awal yang Allah berikan kepada Rasulullah. Lebih kurang 23 tahun berlalu, kemudian Allah berkenan menyempurnakan agama ini dengan menutup proses turunnya ayat dengan ayat terakhir surah Al- Maidah ayat 3.

Tilawah Qur’an adalah ibadah yang sangat penting karena ia adalah jalan untuk memahami petunjuk hidup sepanjang zaman. Selama berpegang kepada Al-qur’an dan sunnah, kita terjamin tidak akan pernah tersesat dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Al-qur’an adalah kitab yang harus dibaca, bahkan mesti dijadikan bacaan rutin harian. Pahala yang diberikan Allah untuk orang yang membaca al-qur’an sangat besar.
Sabda Rasulullah :

“ Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”(HR: Tirmizi)

Demikianlah Allah menghargai bacaan qur’an, bukan dihitung perjuz atau perayat, tetapi per-huruf. Hadits di atas hanya merupakan salah satu dari hadits yang menjelaskan tentang keutamaan tilawah. Hadits lainnya akan dipaparkan berikut ini :

“Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi penolong bagi para pembacanya”( HR: Muslim).

“Perumpamaan seorang mukmin yang membaca qur’an adalah seperti buah limau, baunya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca qur’an adalah seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca qur’an, seperti tumbuhan wangi, baunya wangi sementara rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca qur’an, seperti buah labu pahit, tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR : Bukhari, Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu Madjah).

“Orang yang membaca al-qur’an dan pandai membacanya, ia bersama para malaikat yang mulia. Dana yang membaca al-qur’an dengan mengeja — dan ia membacanya dengan sulit–ia mendapat dua pahala.(HR: Muttafaq ‘alaih, lafal dari Muslim)

Demikian keutamaan tilawah qur’an yang sangat banyak. Semoga kita bisa membaca kalam Allah dengan baik dan sesuai ketentuannya. Sebagai mana firman Allah: “Apabila kami telah membacanya maka ikutilah bacaannya”(QS; Al-Qiyamah :18), artinya, kita dituntut untuk membaca dengan menjaga keaslian (asholah) bacaan Al-Qur’an tersebut.

Imam Al-Jazari mengatakan bahwa membaca al-qur’an dengan tajwid wajib hukumnya, karena itu merupakan penjagaan terhadap keaslian al-qur’an. Beliau mengatakan dalam Mandzumah Al-Jazariyahnya:

Membaca al-qur’an dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan al-Qur’an dan demikianlah, al-qur’an sampai kepada kita dariNya.

Karena itu Rasulullah menunjuk dan memberi kepercayaan kepada beberapa orang shahabat untuk mengajarkannya, diantaranya kepada Muadz Bin Jabal, Ubay bin Kaab dan Salim Maula Abi Huzaifah. Kemudian para shahabat mengajarkan kepada Tabi’in, dan demikian seterusnya. Al-qur’an diajarkan secara turun-temurun dalam keadaan asli tanpa terkurangi huruf-hurufnya, kalimat-kalimatnya sampai teknis bacaannya.

Mudah- mudahan kita tidak merasa puas dengan ilmu qur’an yang kita kuasai saat ini. Sehingga kita dapat senantiasa menuai pahala dari sisi Allah sekaligus menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang menjaga keaslian Al-Qur’an dengan selalu berusaha mempelajari dan memperbaiki kualitas bacaan kita sehingga kualitas dakwah yang kita sampaikan lebih baik.

1 komentar:

  1. Saya tertarik dg artikel yang di tampilkan dalam blog ini.
    Terima kasih, Semoga berkelimpahan Rejeki bagi kita semua.

    BalasHapus

Terima Kasih atas komentar anda..